fbpx

PPP Kota Tasikmalaya Memanas, Kader Internal Bersahutan

H. Agus Wahyudin kader PPP Kota Tasikmalaya.* (foto: Malby A.R/kabarpasundan.id)

KABARPASUNDAN.ID – Penjaringan kandidat bakal calon Wali dan Wakil Walikota Tasikmalaya dari PPP Kota Tasikmalaya memanas. Desk Pilkada DPC PPP tuai sorotan pihak internal.

Kemarin, Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum lantang bersuara di media massa.

Politisi nyentrik ini menyoroti penjaringan yang dilakukan partai berlambang Ka’bah di Kota Tasikmalaya.

Politikus senior PPP ini mengkhawatirkan, dibukanya keran pendaftar yang lebih banyak dari non kader dibanding internal menjadi bumerang. Hal itu juga yang akan menimbulkan perpecahan bagi Internal PPP sendiri.

“Saya khawatir mereka kecewa dan jadi antipati terhadap PPP. Dan akhirnya jadi musuh politik,” kata Uu seperti yang disampaikan di media massa.

Teranyar, tanggapan baru muncul dari kader internal partai bergambar ka’bah tersebut. Ya, dialah H. Agus Wahyudin salah satu kader terbaik yang dimiliki PPP Kota Tasikmalaya.

Politikus satu ini tentu tak asing ditelinga publik. Dia pernah memegang tahta di DPRD Kota Tasikmalaya dan sekarang Agus masih duduk di kursi pimpinan legislatif.

Nama Agus Wahyudin masuk kedalam bursa calon wali Kota Tasikmalaya 2024. Tekadnya sudah bulat dan akan mendaftarkan diri pada momentum Pilkada tahun ini.

Kata Agus, kontestasi Pilkada merupakan ajang untuk menunjukkan seberapa besar eksistensi partai politik. Termasuk eksistensi kader partai.

Sehingga siapapun kader adalah pemilik sah dan pemilik utama bagi partai itu. Misal di PPP, kader internal harus punya anggapan bahwa dialah pemilik sah partai ketimbang yang lain.

“Dari sisi itu tentu parameternya saya lebih harus diunggulkan dan saya adalah pemilik sah PPP ketimbang yang lain,” kata Agus usai menghadiri Halalbihalal di Markas PCNU Kota Tasikmalaya, Minggu (21/4/2024).

Kendati demikian, Agus memahami bahwa ukuran Pilkada tidak semata-mata satu arah dari internal saja. Tapi juga harus dihitung dari eksternal.

“Karena Pilkada itu bukan sekedar nyalon tapi bagaimana dalam momentum ini partai bisa merebut kemenangan. Catatan pentingnya disitu,” ujar kang AW sapaan akrabnya.

Diterangkan dia, PPP punya aturan yang merupakan background dari AD/ART partai. Itu semua ditujukan untuk selektifitas penjaringan calon kandidat.

Jadi, kata dia, dalam konteks ini tidak hanya berbicara tentang kader. Tapi, Pilkada itu bicara juga soal non teknis yang lain.

“Dari sisi bahwa dia kader, Iya benar! Tapi dari sisi lain juga harus dipertimbangkan. Memang mekanisme di PPP itu aga rigid ketimbang mekanisme lain,” terangnya.

Agus tak mempersoalkan jika nantinya PPP mengusung kandidat eksternal. Asalkan berdasar pada pengamatan matang dan demi untuk kebaikan partai.

“Tapi kalau sepanjang kekuatan internal juga lebih bagus kenapa harus ke eksternal,” jelasnya.

“Saya ibaratkan begini, kalau ada kader yang daftar janganlah bermuka masam. Kan kebalik ketika non kader yang daftar bermuka sumringah, harusnya ketika kader daftar lebih sumringah,” ungkap dia mengakhiri. **