fbpx
Berita  

Jadi Sorotan, Dinas LH Klarifikasi Kondisi TPA Ciangir

KABARPASUNDAN.ID – Persoalan sampah di berbagai daerah menjadi momok termasuk di Kota Tasikmalaya, bahkan persoalan klasik ini tetap menjadi sorotan publik.

Salah satunya, dari sejumlah pegawai Disdukcapil Kota Tasikmalaya yang melakukan aksi turun kejalan, pada Rabu (18/5/2022).

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Deni Diyana mengajak Kepala Disdukcapil H. Imih Munir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.

Hal tersebut, sebagai bentuk klarifikasi kepada pihak Disdukcapil, agar mengetahui dan melihat kondisi TPA secara langsung.

Aksi demo pegawai Disdukcapil, pada Rabu (18/5/2022).

“Barusan ada Pak Kadisduk yang punya kepedulian terhadap lingkungan di Kota Tasikmalaya, saya mengapresiasi ya. Jadi kami sangat welcome, supaya melihat langsung apa yang sedang kami tangani disini”ungkapnya, Jum’at (20/5/2022).

Lalu, Deni menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menata TPA Ciangir. Karena belakangan ini terjadi over load kapasitas sampah.

Sehingga, tumpukan sampah yang diangkut dari berbagai tempat pembuangan menutupi akses jalan sampai ke tempat penimbangan sampah.

Maka, pihaknya akan menutup akses jalan depan TPA Ciangir dan di alihkan ke jalan belakang menggunakan lahan milik warga.

“Kita sudah sewa untuk akses dan untuk sementara pembuangan sampah sudah dilakukan lewat belakang sampai penanganan di depan kita ratakan dan kita non aktifkan. Artinya, di non aktifkan itu kita ratakan di urug dengan tanah dan kita tanami pohon lalu pindah kebagian belakang”tuturnya.

Kondisi saat ini, lanjut Deni, TPA Ciangir masih mampu menampung sampah sampai lima tahun kedepan, kalau management dan penataannya baik.

“Jadi kalau bicara kapasitas sih, idealnya tiga tahun juga sebgaian sudah kita nonaktifkan. Cuma memang karena keadaan ya terpaksa, mungkin cara apa yang kita tempuh untuk menangani ini.”katanya.

Di tahun ini, Dinas Lingkungan Hidup menerima suntikan anggaran dari Pemkot untuk perluasan tanah sebesar Rp. 2 Miliar Rupiah. Setelah itu, pihaknya akan menata ulang TPA Ciangir.

“Jadi memang kan buang sampah tidak asal di buang di tanah, tetap harus ada pembuangan saluran-saluran air supaya tidak mencemari tanah disekitarnya.”jelasnya.

Selain itu, Deni mengatakan, alat berat yang rusak menjadi faktor kendala penanganan sampah. Pasalnya, dari dua alat berat yang ada hanya satu yang berfungsi.

“Maka itu terjadi penumpukan sampai kedepan, karena idealnya kan begitu sampah curah langsung digaruk di kawa kebelakang,”ucapnya.

“Karena alatnya cuma satu, sehingga penanganannya terlambat. Alhamdulillah sekarang kita ada sewaan dari pihak ketiga, idealnya memang ada 5 sampai 6 alat berat”tandasnya.