fbpx
Berita  

Terpukul Pandemi, 60 Hotel Malah Dapat Sertifikasi

Pancakarsa Sport and Tourism Expo, di Lido Resort, Cigombong, Kamis (6/5/2021). [courtesy: bogorkab,go,id]

KABARPASUNDAN.ID – Terdapat 60 lebih hotel dan restoran di Kabupaten Bogor yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environmental Sustainability). Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, Mulyadi pada acara Pancakarsa Sport and Tourism Expo, di Lido Resort, Cigombong, Kamis (6/5/2021).

Mulyadi menjelaskan, sektor pariwisata sangat besar terdampaknya oleh pandemi Covid-19, pihaknya terus melakukan evaluasi dengan menggandeng beberapa unsur, bekerja secara pentahelix. Hasilnya ada satu hal yang harus kita kejar terlebih dahulu yakni masalah Covid-nya dulu. Muncullah sebuah program sertifikasi CHSE, maka hal tersebut yang kita jaga secara berkelanjutan.

“Alhamdulilah kita sudah mendapatkan sertifikasi CHSE untuk 60 lebih hotel dan restoran. Ini adalah wujud kepercayaan yang diberikan karena dianggap memenuhi kriteria. Dengan demikian harapannya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor semakin hari semakin meningkat”, ujar Mulyadi.

Ia menambahkan, kami terus berupaya menggeliatkan kembali sektor pariwisata baik hotel, restoran dan objek wisata, yang tadinya terpuruk, bisa bangkit kembali. Selanjutnya kami mengajak semua unsur untuk bekerja bersama menjaga kepercayaan yang sudah diberikan melalui sertifikat CHSE ini.

“Jika kepercayaan ini bisa kita jaga dan ditingkatkan Insyaallah sektor pariwisata Kabupaten Bogor akan segera pulih dan tentunya akan menyerap kembali tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga berkontribusi dalam menciptakan kebangkitan ekonomi nasional,” katanya.

Sementara itu, Deputi Sumber Daya Alam Dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Wisnu Bawa Taruna Jaya mengungkapkan, pandemi telah memberikan dampak buruk untuk berbagai sektor termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana terjadi penurunan aktivitas yang signifikan pada sektor ini. Beberapa indikator yang menunjukan dampak negatif antara lain, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun drastis. Nilai devisa di sektor pariwisata juga menurun. Penyerapan tenaga kerja melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga mengalami penurunan.

“Pemerintah melalui Kementrian Parekraf bergerak cepat untuk memulihkan sektor ini, dengan menerapkan konsep adaptasi, kolaborasi, dan inovasi.

Salah satunya melalui program sertifikasi CHSE yang berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Sertifikat ini, lanjutnya, diberikan kepada sejumlah tempat usaha, diantaranya daya tarik wisata, desa wisata, homestay atau pondok wisata, hotel, restoran atau rumah makan, tempat penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi dan pameran. Sertifikasi ini melibatkan tim auditor independen terhadap penerapan protokol kesehatan.

“Saya berharap acara Pancakarsa Sport and Tourism Expo ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam rangka menumbuhkan peran generasi muda dalam membangun pariwisata dan ekonomi kreatif di masa yang akan datang. Khususnya dalam kondisi pemulihan pasca pandemi,” tandasnya.

Selanjutnya, Ketua Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar mengatakan, tagline Sport and Tourism itu adalah bagian daripada membranding Kabupaten Bogor. Kita punya 12 lapangan golf bertaraf internasional. Kita memiliki 96 setu, kemudian punya 101 curug yang terhitung, dan potensi wisata lainnya. Mengapa pariwisata yang menjadi sektor andalan, karena kalau kita hitung pariwisata menjadi devisa negara terbesar kedua.

“Target pemerintah Kabupaten Bogor sekarang bagaimana pariwisata itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pariwisata bisa menekan angka kemiskinan, pariwisata bisa mengurangi pengangguran, dan pariwisata bisa meningkatkan kesejahteraan. Dalam mewujudkan hal tersebut tidak bisa pemerintah Kabupaten Bogor melakukannya sendirian, perlu ada kolaborasi secara pentahelix dari semua stakeholder pariwisata,” ujarnya.[bogorkab.go.id]