fbpx
Berita  

Heboh Video Tak Senonoh di Taman Dadaha, Ketua KNPI: Cambuk bagi Dunia Pendidikan

KABARPASUNDAN.ID – Dua hari lalu, Kota Tasikmalaya dihebohkan dengan ramainya rekaman video sepasang remaja diduga melakukan perbuatan tak senonoh di Taman Dadaha.

Dari video berdurasi 15 detik, terekam sepasang pelajar dengan kaos hitam dan olahraga biru yang sedang berpelukan. Remaja laki-laki terekam meraba-raba area tubuh perempuannya.

Kabar ini pun mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Termasuk dari Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya, Opik Taufik Rahman.

Opik menyayangkan, perilaku negatif yang tersebar dalam video itu tidak seharusnya dilakukan oleh oknum pelajar. Lebih parahnya lagi dilakukan di tempat umum.

Menurutnya, kejadian tak terpuji itu menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di kota tasik yang di cap sebagai kota religius dan kota santri.

“Jadi jangan sampai timbul anggapan tasik ini jadi tempat bebas untuk berekspresi berbasis asusila,”ujar Opik saat ditemui di Sekretariat DPD KNPI Kota Tasikmalaya, Kamis (19/1/2023) siang.

Opik mengaku, tidak menginginkan adanya paradigma negatif tertuju ke tempat kelahirannya. Jadi, dia meminta, kepada pemerintah untuk segera menindaklanjuti kejadian tersebut.

Jika tidak ditindak cepat dan tegas, kata Opik, tidak menutup kemungkinan kejadian serupa bakal kembali terjadi. Bahkan bisa menjamur ke tempat lain yang menjadi ruang-ruang publik.

“Kota tasik kan sudah ada perda tata nilai yang mengedukasi atau himbauan yang mengeksekusi ini tugasnya Satpol-PP. Jadi jangan sampai dieksekusi oleh pihak-pihak yang tidak memiliki legalisasi secara hukum,”tuturnya.

Sejauh ini, terang dia, para tokoh ulama di Kota Tasikmalaya masih sering terjun langsung ke lapangan melakukan sweeping penyakit masyarakat ke berbagai tempat.

Padahal, seharusnya hal tersebut menjadi tanggung jawab pihak yang mendapat kewenangan dari pemerintah untuk menjaga kondusifitas di area-area publik.

“Ini akan menjadi fenomena yang menimbulkan suasana kondusifitas kurang baik jika terjadi lagi turunnya para tokoh ulama, seharusnya kita yang menjaganya,”terangnya.

Dia mengharapkan, adanya ketegasan dari pihak pemerintah dengan mengedepankan sikap persuasif dan preventif untuk menanggulangi hal tersebut.

“Jika ini terus dibiarkan ya berbahaya lah,”katanya.

Lanjut Opik, komplek olahraga Dadaha ini merupakan jantungnya kota tasik. Artinya, kata dia, suatu wilayah yang berada di tengah-tengah kota.

Akses dari instansi terkait ke area Dadaha pun bisa dibilang cukup dekat. Namun, anehnya masih bisa kecolongan dari aksi-aksi negatif.

“Ya ini juga menjadi cambuk bagi dunia pendidikan, sejauh mana pembelajaran tentang budi pekerti dan pembelajaran tentang keagamaan sampai hal ini bisa terjadi,”ucapnya.

Dinas Pendidikan, sebagai stakeholder harus melakukan monitering dan evaluasi (monev). Juga memberikan pembinaan ke setiap lembaga pendidikan yang ada dilingkungannya.

Selain itu, juga pihak lembaga pendidikan (pihak sekolah) harus bertanggung jawab terhadap anak dididik dalam memantau anak didik selama dalam jam pelajaran sekolah.

“Karena melihat dari seragam yang di pakai pada saat kejadian tersebut mungkin terjadi pada jam pelajaran PJOK,”pungkasnya.