KABARPASUNDAN.ID – Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Partai Demokrat meningkat. Survei itu dirilis Litbang Kompas, pada Selasa, 21 Juni 2022.
Survei yang dilakukan secara berkala Litbang Kompas, pada Oktober 2021, elektabilitas Demokrat masih di 5,4 persen. Sedangkan survei di bulan Januari 2022, Demokrat tembus di angka 10,7 persen.
Survei bulan Juni 2022, Partai Demokrat menduduki posisi tiga besar dengan 11,6 persen. Hal ini menunjukkan elektabilitas Demokrat meningkat secara konsisten selama setahun terakhir.
Menurut Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, ada tiga kunci kenaikan elektabilitas Partai Demokrat.
Pertama, konsistensi Partai Demokrat menyuarakan aspirasi masyarakat terkait kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
Kemudian, konsolidasi organisasi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga membuahkan hasil positif. Dibawah komando AHY, soliditas dan kebersamaan semakin terjaga serta loyalitas kader semakin terbentuk.
Terakhir, intensitas dan konsistensi Partai Demokrat membantu rakyat secara masif saat menghadapi kesulitan selama masa pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir.
“Ini merupakan program konkrit yang sangat menyentuh dan bermanfaat langsung bagi rakyat,”katanya, Selasa (21/6/2022) di Harian Kompas.
“Dengan hasil survei ini, tidak akan membuat Demokrat jumawa. Justru para kader Demokrat semakin giat mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Khususnya, dalam hal perubahan dan perbaikan, karena harapan rakyat adalah perjuangan Demokrat,”ujarnya.
Trend kenaikan itu juga, dipengaruhi dari segi kepemimpinan AHY yang lebih kolaboratif, terbuka.
Dengan menggunakan pendekatan terukur berbasis data, membuat setiap gerak langkah yang diambil Demokrat sesuai dengan harapan publik.
Berikut Hasil Survei Elektabilitas Partai Juni 2022:
PDIP 22,8 persen, Gerindra 12,5 persen, Demokrat 11,6 persen, Golkar 10,3 persen, PKB 5,4 persen , PKS 5,4 persen, Nasdem 4,1 persen, PAN 3,6 persen, dan PPP 2 persen, Perindo 3,3 persen, Hanura 1,0 persen, PSI 0,7 persen, PBB 0,4 persen, Garuda 0,2 persen dan Berkarya 0,1 persen.