KABARPASUNDAN.ID – Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia menyuarakan pesan keprihatinan. “Pray for Farmasi” dibentangkan dalam spanduk di gerbang kantor DPRD Provinsi Jawa Barat.
Koordinator lapangan, Andri Ashari, mengungkapkan aksi itu seiring dengan memperingati Hari Farmasi Sedunia atau World Pharmachist Day.
“Pray for Farmasi bermakna refleksi dan doa bersama untuk profesi farmasi yang selama ini lemah dan terdiskreditkan. Kasus PMK No.03 Th 2020 peraturan Kemenkes RI yang isinya mendiskreditkan dan melemahkan pelayanan,” katanya.
Para pengunjuk rasa menyampaikan tuntutan kepada perwakilan DPRD Provinsi Jawa Barat, dan meminta agar sebagau wakil rakyat berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan mengusahakan solusi terbaik.
“Kami meminta DPRD Jabar agar berkomitmen mendorong aspirasi dan *merekomendasikan RUU kefarmasian untuk diteruskan ke DPR RI dan pemerintah Pusat. Jika sampai tenggal waktu yang ditentukan selama 30 hari tidak dilaksanakan maka kami akan turun kembali melaksanakan aksi serentak,” ujarnya.
Aksi itu mengatasnamakan insan Farmasi seluruh Indonesia yang bertepatan dengan bertepatan Hari Farmasi Sedunia atau World Pharmacist Day.
“Ini merupakan aksi solidaritas dan menjadikan momentum untuk kita bersatu, bahwa Farmasi saat ini tidak sedang tidak baik-baik saja,” katanya, (25/9/2020).
Para pengunjuk rasa diterima Abdul Hadi (Anggota DPRD Prov Jabar Fraksi PKS) dan Rafael Situmorang (Anggota DPRD Prov Jabar Fraksi PDIP). Mereka siap menerima perwakilan dari mahasiswa pada hari Rabu tanggal 30 September 2020 dan akan membahas tuntutan para mahasiswa.
“Kami sebagai perwakilan Jawa Barat akan menyampaikan aspirasi ini ke DPR RI,” ujar Abdul Hadi