fbpx

Buku Gibran The Next President Dibedah Cendikia Muslim dan Akademisi

Buku Gibran The Next Presiden Dibedah.
Para Cendikia dan Akademisi menyampaikan prespektif terhadap Buku "Gibran The Next Presiden".* Foto: Malby A.R/kabarpasundan.id

KABARPASUNDAN.ID – Buku berjudul “Gibran The Next President” karya budayawan Ahmad Bahar diluncurkan dan langsung dibedah oleh Cendikia Muslim dan Akademisi di Tasikmalaya.

Launching yang digelar pada Rabu (12/6/2024) di Caffe VSC Roastery Leuwisari, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya ini cukup menyita perhatian.

Tak tanggung-tanggung pembedahan buku tersebut menghadirkan 4 tokoh sekaligus. Seperti Cendikia Muslim KH. Ate Musodiq, Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Tasikmalaya, KH. Anwar Nashori.

Kemudian, Dosen Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung Dr. Maulana Janah dan terakhir dari praktisi jurnalis, Sandi Abdul Wahab.

Ahmad Bahar mengatakan, awalnya dia menulis buku tentang Anies Baswedan dengan judul Wawancara Imaginer. Tapi, pada pertengahan bulan Februari dia melihat fenomena yang berbeda.

Kemudian, muncul ide dalam benaknya untuk menulis buku tentang Gibran. Meski judul buku yang ditulisnya menuai prespektif beragam, dia mengaku, tak terlalu mempersoalkan hal tersebut.

“Jadi yang namanya Next itu kan gak harus langsung juga, bisa jadi nanti tahun 2045 atau bisa kapanpun juga,” katanya kepada wartawan.

Dia menjelaskan, dalam buku tersebut tertulis pesan untuk Gibran dan politisi pada umumnya. Ketika ditakdirkan menang jangan jadi jumawa dan ketika kalah harus legowo.

“Iya kira-kira begitu, kalau sudah kalah ya sudah jangan sampai jadi rame-rame yang kemudian merepotkan banyak pihak,” ujarnya.

Dalam kacamatanya, sosok Gibran kini sudah bukan lagi anak kecil yang ingusan. Gibran, kata dia, sudah menjelma menjadi dirinya sendiri.

Bahkan, dia menyebut, Gibran sosok anak muda yang lumayan susah diatur oleh oleh orang tuanya, Presiden Joko Widodo.

“Jadi Gibran punya visi misi sendiri. Kalau yang selama ini dianggap disutradarai oleh ayahnya ternyata tidak seperti itu kenyataannya,” jelasnya.

Sementara, Ketua FPP Kabupaten Tasikmalaya, KH. Anwar Nashori mengaku salut dan bangga kepada sang penulis, Ahmad Bahar.

Pasalnya, kata dia, penulis bisa memanfaatkan momen sosok Gibran yang fenomenal dengan pro kontra yang beredar luas di mata masyarakat.

“Sebenernya gak ada yang salah, dengan catatan kalau kita bacanya secara dingin. Tapi bisa juga secara politis, bahwa itu sebuah arus besar atau dorongan untuk mengkondisikan seseorang untuk menjadi Presiden,” jelasnya.