fbpx
Berita  

Bermula di Cisayong, Ponpes Ini Pindah Mukim ke Kota

KABARPASUNDAN.ID – Yayasan Ma’had Bilal Bin Robah Al-Islamy Pondok Pesantren Yatim dan Dhuafa pindah mukim ke Jl. KH. Muhammad Syuja’i No.69 B, Bojong Kidul, Cipedes, Kota Tasikmalaya.

Awal mulanya, rumah belajar anak yatim dan kaum dhuafa itu bermukim di Jl. Babakan Nangka No. 9A Dusun Babakan Nangka RT. 001/ RW. 009 Desa Cisayong Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

Tempat barunya itu didapat dari seseorang secara sukarela untuk keberlangsungan belajar mengajar para santri dengan status hak guna pakai.

Hijrahnya pesantren rintisan dan tidak berbiaya itu dilakukan untuk menyelamatkan para santri dan santriwati disana.

“Tertanggal hari ini kita bermukim disini. Ada alasan yang tidak bisa kami jelaskan, tapi yang terpenting ini demi kepentingan dan keselamatan mereka (santri) menimba ilmu”ungkap Ustadz Mahmud Sidik selaku Pimpinan Ponpes kepada awak media, Selasa (12/4/2022).

Dia menjelaskan, pada awalnya Ponpes tersebut bernaung di Yayasan Jamiyatul Abror Al Gaza, milik Almarhum Ketua Umum Gaza H. Aas Hasbuna tepatnya pada tahun 2020 lalu. Kemudian, diberikan berupa SK tentang pengangkatan pengurus Mah’ad Bilal Bin Robah.

“Supaya bisa berdikari, akhirnya pada tahun 2021 berdiri Yayaysan Ma’had Bilal Bin Robah Al-Islamy.”katanya.

Seiring berjalannya waktu, jumlah santri dan santriwati pun semakin bertambah, pada akhirnya membutuhkan sarana berupa bangunan.

“Sekitar Agustus 2019 lalu saya datang ke tasik mengajar mengaji di Purbaratu, mulai ada santri yang ada diluar kota anak Yatim Piatu dan Dhuafa”ucapnya

“Dan kami dipertemukan dengan Pak H. Aas Hasbuna (Alm), kami diberikan fasilitas di Desa Sukajadi Cisayong untuk dikelola oleh Pesantren dan diberikan SK oleh Yayasan Gaza.”tuturnya.

Setelah itu, kata dia, ada Muwakif dari Cisayong yang merasa iba dan memberikan tanah 530m². Tanah berbentuk kolam dan kebun itu pun akhirnya di kelola oleh santri yang awalnya hanya memakai terpal untuk beraktivitas.

“Siang malam kami bersama santri berbenah untuk asrama, dalam kurun waktu satu bulan jadilah asrama semi permanen dengan ukuran 13×7 meter. Setelah jadi asrama fokus membangun kamar mandi, tempat waudhu, dapur ukuran 7×4 meter. Lalu selanjutnya Masjid pemanen ukuran 13×13 meter”bebernya.

Foto Pengurus Pondok dan sejumlah santri.

Sedangkan, sumber dana pembangunan sarana berasal dari hamba-hamba Allah yang digalang pengurus pondok secara online. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

“Dari website pesantren kita sahre ke media sosial, kita belum pernah bawa proposal atau kotak amal. Kita menghimpun donatur dari online”katanya

“Bahkan ada orang tasik yang kerja di Australia memberikan bantuan untuk masjid, selama dua bulan dikebut oleh para santri siang malam”katanya lagi menambahkan.

Alumni Pesantren Miftahul Huda Cilacap 1994 itu juga mengatakan, untuk saat ini jumlah santri sebanyak 51 orang.

Santri puteri berjumlah 18 orang dan santri putera 33 orang. Dengan pengurus 5 orang santri putera dan 3 orang pengurus santri puteri.

Kemudian dia menjelaskan, untuk pola pembelajaran pesantren terdiri dari tiga tingkatan, pertama hafalan Alquran dan hafalan matan kitab tajwid.

Tingkat kedua belajar ilmu nahu dan sorof sampai selesai satu tahun. Tingkat ketiga fokus ke pendalaman kitab dari kitab Fiqih, Tauhid dan lainnya.

“Jika dalam waktu satu tahun tidak selesai, maka akan terus diulang sampai para santri dan santriwati paham. Pendidikan formalnya kita kerja sama dengan salah satu MA di Tasikmalaya”pungkasnya.